Jumat, 01 Februari 2013

KENANGAN SPALSA 7E



KENANGAN SPALSA 7E
Aku mulai menapaki salah satu lorong di sekolah ini. Lorong dimana setiap pagi hingga siang sering aku lewati. Teringat dengan satu masa saat berada di salah satu kelas lorong ini. Kelas yang menurut kebayakan guru adalah kelas yang Elok, Kelas 7E. Elok karena kegaduhan, pertemanan, persahabatan, pelajaran, bahkan sampai sifat dan karateristik siswa dan siswi didalamnya.
Ku buka pintu kelas perlahan-lahan, Setelah aku masuki ruangan kelas 7E, aku teringat semua kejadian dan semua kenangan yang terjadi didalamnya. Pahit manis aku rasakan saat berada di kelas 7E ini. Tetapi, aku jalani dengan rasa percaya diri dan semangat. Lalu, aku memandang keseluruh penjuru kelas ini, kelas yang penuh canda tawa dan keceriaan teman-teman. Serta, kelas yang penuh dengan sedih duka dan kegundahan teman-teman. Perlahan-perlahan aku mengingat kejadian yang mungkin ini kejadian terburuk yang pernah kualami di kelas 7 ini. Yaitu, waktu guru PPL IPS mencemooh aku dan sekelas dengan kata-kata yang tidak pantas untuk dikatakan oleh calon guru seperti dia. Kata-kata yang menyakitkan hatiku serta teman yang lain. Kalau tidak salah, kejadian itu terjadi pada Senin, 27 September 2010. Semoga kejadian buruk ini tidak terulang kedua kalinya. Amien……
Kemudian, aku mulai berjalan melewati bangku-bangku yang berjejer rapi. Seakan aku mengingat hari-hari yang telah ku lewati bersama teman. Walaupun, aku tak begitu mewarnai kelas ini dengan kegembiraan, tetapi teman-teman lah yang telah mewarnai hidupku dikelas ini.
Saat ku lewati bangku salah seorang temanku, temanku yang sudah aku anggap saudara perempuan. Dia adalah Misykatun Nisa’ul Husna. Teman yang mengerti perasaanku dan memberi nasihat-nasihat yang memotivasi diriku untuk berdiri dari keterpurukan masalah-masalah yang ada. Aku teremenung mengingat kejadian dan pengalaman indah bersama Husna. Apalagi saat MABIT dan Mading, aku sangat senang saat pengalaman itu. Bahkan, aku memiliki ilmu dan pelajaran yang banyak dari Husna. Terima kasih, Husna…
Perjalanan berlanjut, saat berada di samping 2 bangku meja yang bersebelahan, aku duduk di kursi salah satu bangku meja. Bangku itu adalah bangku terakhir yang dipakai oleh Muhammad Abdul Aziz, tetapi, sering ku panggil Abdul Aziz. Abdul Aziz yang membuatku mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman saat berteman dengannya, terutama dalam ilmu agama, pengertian, kesetiaan, dan kesederhanaan. Serta kursi sebelahnya, kursi yang terakhir dipakai oleh Fahrur Rizky Dewantara, sering ku panggil Rizky saja. Dia juga membuatku senang dalam menghadapi dunia yang keras ini. Dia juga teman yang setia memberi semangat dan nasihat kepadaku yang membuatku lebih tegar. Terima kasih Rizky dan Abdul Aziz.
Ya, memang mereka berdua sangat baik kepadaku, bahkan terlalu baik sekali. Aku sangat bersyukur dan bangga memiliki teman seperti mereka. Mungkin, saat kelas 8 nanti, aku tak sekelas dengan mereka. Aku akan rindu dengan canda tawa dan tingkah laku mereka yang sangat harmonis. Lalu, ku tolehkan wajahku ke tempat duduk sebelahnya yang hanya berbatas jalan yang tak terlalu lebar. Tempat duduk itu, tempat duduk terakhir untuk Muhammad Nofari Cacas Alfiano dan Izzudin Umar Al-Qois.
Kedua sahabat yang sangat harmonis, bahkan melebihi saudara kandung. Aku sungguh sangat salut dengan mereka. Mereka tetap bertahan dengan persahabatan yang indah dan saling menyayangi, walau badai kehancuran dan perpisahan terus menghantam dinding persahabatan mereka. Selebihnya dengan Cacas, temanku yang sangat tahu dan sangat peduli dengan “Arti setia Kawan” yang sekarang ini, kerap diabaikan oleh orang lain. Semoga mereka tetap bersatu dalam persahabatan yang indah dan tetap menjadi sahabat yang cocok dan serasi. Dan kerap kali, aku merasa iri dengan keakraban dan kesetiaan mereka, bagai Pohon dan akar. Aku sangat terharu dengan kegigihan Cacas untuk tetap bersahabat dengan Qois. Ini salah satu pelajaran yang luar biasa tentang kesetiaan dan kasih sayang kepada sahabat. Terima kasih, Cacas. Kau telah memberi pelajaran yang luar biasa bagiku.
Setelah itu, aku beranjak berdiri menghampiri bangku tengah yang biasa aku dan Aulia Nisa S.H. duduki bersama. Bersama dalam suka ataun pun duka. Aulia juga tempat berbagi cerita, berbagi pengalaman, dan berbagi kesenangan atau kesedihan dariku. Aulia yang telah memberi semangat, motivasi, solusi, dan selalu memberi kasih sayang kepadaku. Aku sangat beruntung memiliki sahabat seperti dia. Aulia juga sudah aku anggap menjadi saudaraku sendiri. Jika dia sedih, aku juga sedih. Jika dia senang, aku juga senang. Dan begitu sebaliknya.
Masih banyak sekali teman-teman yang membuatku lebih tegar dan lebih siap menghadapi dunia luar. Seperti: Saifuna Nur Addini, yang selalu menemaniku dengan nasihat dan candanya. Luthfia,  dengan canda tawanya yang membuatku senang. Husnul Amalia dan Mutiara Khairunissa, yang telah memberiku arti dalam meraih prestasi dan  pelajaran lainnya. Clorinda Inez Faricha dan Devyanti Indah Pratiwi, dengan keceriaan dan kesetiaan mereka, aku merasa nyaman.
Affiu Adha Rochma K., seseorang yang memotivasiku untuk meraih prestasi yang lebih baik dan seseorang yang beda dari yang lain. Renaldy Mahiera, dan Luthfi Shafwan H. yang memberi pengalaman yang menyenangkan. Dan lainnya.
            Semuanya dan seluruh teman-teman kelas 7E, telah memberi pelajaran, pengalaman, dan arti hidup yang sebenarnya. Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan mohon maaf jika  aku ada salah dengan mereka. Sangat mengharukan sekali.
            Semuanya telah memberi pelajaran yang berarti bagiku. Pelajaran-pelajaran ini akan aku gunakan untuk di kemudian hari. Untuk menghadapi dunia luar dan dunia yang semakin aneh ini. Teman-temanku ini sungguh luar biasa untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan Sahabat dan Cinta. Terima kasih, Teman……
Tetapi, ada yang telah memberi semangat dan memberi ilmu yang bermanfaat, seperti: Bu Dwi, selaku wali kelasku. Yang memberi semangat, nasihat, dan motivasi terbesar untuk murid kelas 7E. beliau tidak bosan untuk menasihati kami. Beliau sangat berjasa bagiku.
 Bu Sakin, selaku guru favoritku di kelas 7. Beliau sangat sabar dan sangat sayang kepada anak didiknaya.  Bu Ima, dengan pelajaran agama, yang membuatku lebih paham untuk memperdalam ilmu agama.  Bu Laiqoh, dengan hadits-hadits yang bermanfaat, karena itu aku lebih paham mengenai hadits Rasulullah.
Bu Ratna, Bu Istinah, Bu Yuni, Pak Mul, Pak Sutadi, Pak Wisnu, Pak Amal, Pak Saeful, Pak Heru, Pak Agung, Pak Thoha, dll. Aku sangat berterima kasih atas pemberian ilmu-ilmu beliau kepadaku dan teman-teman. Guru memang pembangun insan cendekia…
Aku sangat senang saat pelajaran Bhs. Indonesia  oleh Bu Sakin. Yang sering teman-teman berkata, bahwa Beliau Ibuku di kelas 7. Ada-ada saja dech… hehe…
Lalu, aku termenung sejenak untuk mengingat kenangan terindahku bersma teman-teman kelas 7E saat piknik bersama di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Aku masih mengingat kenangan tersebut. Dan mungkin sulit untuk aku lupakan.
Pada tanggal 30 Juni 2011, adalah hari yang penuh dengan kenangan. Pada hari itu, kami piknik bersama. Walaupun hanya di ikuti oleh 25 anak, aku sudah senang. Saat tiba di sana, teman-teman terlihat sangat senang. Aku ikut senang, walaupun aku merasa sedih dan khawatir. Rasa khawatirku terlebih saat teman-teman akan menaiki perahu yang akan mengelilingi waduk. Aku sengaja tidak ikut, saat aku duduk di pinggir waduk, aku mulai merasakan kekhawatiran pada teman-teman. Tak lupa aku juga berdo’a kepada Allah swt. untuk menjaga dan melindungi teman-teman. Setelah semua acara dan kegiatan selesai, kami pulang dengan rasa senang dan lelah yang setelah seharian bermain bersama. Di perjalanan pulang, aku sempat bertanya pada diriku sendiri, “Apakah kita bisa seperti ini lagi? Apakah kita bisa saling menyayangi seperti dulu lagi? Apakah kita masih saling peduli? Akankah kita akan melupakan salah satunya? Dan apakah kita masih ingat dengan kelas 7E?”. pertanyaan-pertanyaan itu terlintas didalam pikiran dan benakku dan tak bisa aku jawab sendiri, hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Aku hanya bisa menjawab, “Semua pasti baik-baik saja.” Karena jawaban itu, aku menjadi yakin bahwa kenangan 7E yang ada sulit untuk dilupakan. Aku serahkan segala sesuatu kepada Allah swt. karna Allah yang mengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta. Aku juga tak lupa berdo’a untuk teman-teman 7E, semoga mereka tetap sehat dan selalu di jalan yang benar. Amin…
Tak terasa, aku mengeluarkan air mata yang telah membasahi kedua pipiku, segara ku hapus air mata ini. Lalu, aku berkata, “Kenangan terindah tak pernah di lupakan dan seseorang yang indah tak mungkin di lupakan.”
Setelah itu, aku melangkah diantara bangku-bangku yang berjejer rapi, dan langkahku terhenti di papan data kelas. Aku melihat daftar nama siswa tertulis rapi nan indah. Tetapi, ada 1 nama siswa yang telah pergi meninggalkan kelas ini dan namanya telah terhapus karena telah lama pindah, yaitu: Nizam.
Nizam dahulu di kelas, sangat lucu, apalagi saat pelajaran Matematika, ia sering sekali mengantuk, bahkan teman-teman langsung menertawainya. Sungguh lucu saat ia mengantuk. Mengingat kejadian Nizam itu, membuatku tersenyum ‘tuk sejenak. Aku dan teman-teman sempat merasa sedih kehilangan teman kami, Nizam. Tetapi, kami tidak terlarut dalam kesedihan. Karena, teman bisa datang dan bisa juga pergi. Bagaimanapun keadaan teman kita, kita harus siap menerimanya dengan apa adanya. Dan kita harus memilih teman yang baik untuk berteman. Jangan salah dan jangan sungkan-sungkan memilih teman baik. Walau pun semua teman sama, hanya karakter, perilaku, dan sifatnya yang  berbeda.

Ini lah saat terakhirku melihat kamu,
Jatuh air mataku menangis pilu,
Hanya mampu ucapkan selamat jalan sobat……
(Saat Terakhir-St12)
             Sebagai penggantinya Nizam di kelas ini, datang lah sesosok M. Abdul Aziz yang pindah sekolah. Kami langsung menyambut kedatangan Abdul Aziz. Tepatnya pada Kamis, 20 Januari 2011. Kedatangan Abdul Aziz memberi pengaruh baik di kelas ini. Pengaruhnya: kegaduhan sedikit berkurang, menjadi semangat belajar, memberi banyak pelajaran kepada kami semua.
Abdul Aziz juga pernah dipanggil “Pak Ustad”, itu membuatku penasaran bagaimana respon Abdul Aziz tentang ini. Aku pun pernah bertanya kepadanya, kenapa tidak mau dipanggil Ustad. Dia menjawab: “Besok kelak kau akan tau kenapa aq gx mau dipanggil Pak Ustad!!!” (Via SMS) pada 24-04-2011. Tetapi, telah cukup lama, aku pun belum mendapat jawaban dari diri Abdul Aziz sendiri. Huft, padahal sudah janji!! Sabar aja lah dan Semoga dia masih ingat janji itu ke aku. Amien…
Sepertinya, aku salah. Aku harus mengingatkannya lagi tentang janji itu. Akhirnya, dia memberi jawaban: “Aku gx mau dipanggil ustadz karna::
1. Aku tidak mau dikatakan sebagai orang yang ‘alim /supaya dikatakan sebagai seorang qori’. 
2. Aku tidak bisa bertanggung jawab apa yang aku pimpim nanti.”
3. Sering menunda waktu sholat.
(Via SMS) pada 16-06-2011   Ya, begitulah jawaban dia. Sudah ± 2 bulan, Waw.. waktu yang lumayan lama bukan? Ya sudah lah, semua akan baik-baik saja. Tidak perlu ini dipermasalahkan lagi. Okey…
Setelah kupandangi papan data siswa ini, aku berjalan menuju pintu. Di dekat pintu aku pandangi lagi seluruh penjuru kelas yang sangat elok ini dan sangat fenomenal dengan perasaan sedih dan terharu. Sejujurnya aku ingin sekali satu kelas lagi dengan mereka semua. Tetapi, itu tidak mungkin. Aku hanya bisa pasrah menerima keadaan ini. Keadaan ini telah cukup disudahi bagiku. Siap tidak siap, aku harus selalu siap untuk berpisah. Jika ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Jika siap dipertemukan, pasti harus siap untuk dipisahkan. Aku harus siap untuk ke kelas 8. Karna, cita-cita dan mimpi telah menanti di jenjang yang lebih tinggi yaitu, di kelas 8.
 Lalu, aku keluar kelas 7E dengan sedih dan terharu. Dan kututup pintu kelas ini. Dan seraya berkata “Selamat tinggal kelas penuh kenangan indah. Aku akan merindukanmu. Kelas 7E.”
Waktu terasa semakin berlalu.
Tinggalkan cerita tentang kita.
Akan tiada lagi kini tawamu,
‘tuk hapuskan semua sepi di hati.

Ada cerita tentang aku dan dia,
dan kita bersama saat dulu kala.
Ada cerita tentang masa yang indah,
saat kita berduka, saat kita tertawa.
Teringat di saat kita tertawa bersama
             Ceritakan semua tentang kita.(Semua Tentang Kita-Peterpan)
(Semua Tentang Kita-Peterpan)

By: Ismi
Minggu, 10 Juli 2011

KENANGAN SPALSA 8C



KENANGAN SPALSA 8C


Aku mulai menapaki salah satu lorong di sekolah ini. Lorong dimana setiap pagi hingga siang sering aku lewati. Teringat dengan satu masa saat berada di salah satu kelas dilantai 3  ini. Kelas yang menurut kebanyakan teman adalah kelas yang Istimewa, Kelas 8C. Istimewa  karena       pertemanan, persahabatan, pelajaran, bahkan sampai sifat dan karateristik siswa dan siswi didalam kelas 8C.

Kelas 8C ini adalah kelas yang berada dilantai 3 sekolahku. Sering kali aku merasa capek saat menaiki tangga dan menuruni tangga sebagai penghubung ke kelas 8C. Tidak hanya aku yang merasa capek, tetapi juga teman-teman serta guru-guru yang hendak ke kelas 8 yang berada diatas. Sungguh melelahkan saat melewati tangga itu setiap hari. Dan naik-turun tangga beberapa kali itu sudah menjadi kegiatan rutin untuk aku, teman-teman, dan guru-guru. Tetapi kami semua InsyaAllah niat untuk Allah SWT.   untuk menggapai cita-cita kami.


 Setelah sesampainya dilantai 3, segera aku membuka pintu kelas 8C. Kelas yang selama kurang lebih 1 tahun yang telah menjadi bagian hidupku saat bersekolah disekolah ini. Pintu kelas telah terbuka, aku memasuki ruang kelas dengan menatap ke penjuru kelas dengan seksama. Aku teringat saat semua murid berada dikelas tanpa seorangpun yang tidak masuk. Teringat kembali kenangan manis pahit dikelas ini. Aku tersenyum  sebentar mengingat kejadian yang menyenangkan bersama teman-temanku. Tetapi tak berapa lama aku mengingat kejadian yang menyedihkan bersama teman-teman yang membuatku berdiam diri.

Kemudian, aku mulai berjalan melewati bangku-bangku yang berjejer rapi. Seakan aku mengingat hari-hari yang telah ku lewati bersama teman. Walaupun, aku tak begitu mewarnai kelas ini dengan kegembiraan, tetapi teman-teman lah yang telah mewarnai hidupku dikelas ini dengan cara mereka sendiri-sendiri yang membuatku merasa senang dan nyaman berada di kelas 8C ini.

Saat aku melewati bangku yang biasanya dipakai oleh Hijrah. Aku menjadi ingat saat ber-Rival dengannya dan memberikan dia peluang untuk menjadi peringkat 1.

Banyak hal yang aku hadapi dikelas ini, termasuk juga dengan Hijrah. Teman untuk menentukan persaingan sehat untuk yang baik di kelas, biasanya disebut rival. Tapi pada akhirnya Hijrah lah yang memenangkannya. Aku turut senang atas keberhasilan itu. Aku  telah berjanji pada Hijrah, jika aku akan menuliskan juga sesuatu yang sempat aku lupakan. Sesuatu itu adalah "Kejutan Untuk Hijrah". Kejutan itu tak  begitu spesial ataupun bagus, tetapi kejutan ini bermakna dariku untuk dia. Aku akan memberi kejutan itu saat masuk sekolah nantinya. InsyaAllah....

"Hal yang nyata kadang berawal dari sebuah mimpi. Impian datang dari mimpi yang membuahkan hasil baik. Dreams come true."


Kemudian sejenak aku berdiri disamping tempat duduknya Khaidar Rahman. Khaidar telah banyak membagikan cerita dan pesannya kepadaku. Terlebih pada saat rapat piknik kelas. Ia selaku ketua panitia yang menurutku tegas. Khaidar memang telah membuat teman-teman bahagia saat piknik kelas bersama.

Aku tak melupakan seorang teman laki-laki yang sangat humoris. Ia adalah Zuhdi Fatkhurrahman. Zuhdi sangat digemari oleh teman-teman  perempuanku. Mungkin aku juga termasuk. Zuhdi sangat membuat kelas ini lebih berwarna cerah, secerah kelucuannya dan kehebohannya saat bercanda. Sungguh indah jika mengingat tingkah lakunya yang membuat kelas ini lebih istimewa.

Aku senang berteman dengan mereka. Mereka teman yang memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Tetapi, berteman itu tak boleh membeda-bedakan. Mereka teman yang baik jika berteman dengan baik dan benar. Sungguh aku senang mengenal mereka, apalagi berteman dengan mereka. Dan masih banyak teman laki-laki lainnya yang baik kepadaku. Terima kasih ya.....

"Sungguh hal yang begitu menyenangkan jika dilakukan dengan sepenuh hati, dengan hati ikhlas."


Kemudian, aku berlanjut ke bangkunya Tifani Hanifah atau Fafa. Fafa adalah teman yang baik sekali. Banyak kenangan dan cerita saat aku berteman dengannya. Aku kembali teringat begitu banyak yang diberikan Fafa padaku untuk kesiapan diri 'tuk hal yang baru. Fafa mempunyai teman baik, yaitu Lina Hasna 'Amatullah, Nanik Ardianti Sudibyo, Novera Tri Kurniasari. Mereka teman yang kompak dan setia.

Lalu, aku melangkahkan kaki ke tempat duduknya Himmatun Nabilah Mikyas dan Azizatur Rizky Amaliana. Yang sangat aku ingat bersama Himma itu adalah, saat study tour yang selalu bersamanya, terutama saat menaiki perahu bebek. Satu hal yang masih aku ingat sampai sekarang ini, yaitu sebuah nama ismiatun. Nama itu pertama kali muncul saat Bunda Handirini memanggil aku, tetapi salah dengan nama ismiatun itu. Serentak sekelas meresponnya. Itu hal yang memalukan. Aku tersenyum malu mengingat itu.

Setelah  itu, aku beranjak berdiri menghampiri bangku tengah yang biasa aku dan Mira Rahma Safirasari duduki bersama. Bersama dalam suka ataun pun duka. Mira  juga tempat berbagi cerita, berbagi pengalaman, dan berbagi kesenangan atau kesedihan dariku. Mira  yang telah memberi motivasi, solusi, dan selalu memberi kasih sayang kepadaku. Aku sangat beruntung memiliki sahabat seperti dia. Mira   juga sudah aku anggap menjadi teman baikku. Jika aku sedih dengan masalah-masalahku, aku selalu curhat dengannya. Sampai-sampai aku terlalu sering curhat, mungkin dia jadi bosan. Hehe.. bercanda kok, Mir....
Aku juga tak melupakan Saifuna Nur Addini, Yunida Aulia Putri, Hanifa Salsabila, dan Yuliana Nur Rahmawati. Mereka adalah teman dekatku dan teman baikku di kelas 8 ini. Mereka tempatku untuk bercanda bersama atau hanya sekedar mendengarkan cerita teman-temanku. Suasana yang indah saat aku dan kelima teman baikku berkumpul bersama mengerjakan tugas. Banyak tugas sekolah yang mampu dan berhasil kita kerjakan. Melalui tugas kelompok itu, aku berusaha agar bersama mereka dari tugas pertama hingga tugas terakhir. Aku sangat senang jika aku bisa bersama mereka disaat pergi ke koperasi bersama, pergi sholat bersama, kerja kelompok bersama, atau pun hal yang ain yang biasanya kita lakukan bersama-sama.
Kita berenam berusaha bersama dalam segala suasana, keadaan, dan tugas yang membuat kita lebih akrab  dan bersatu. Ini hal yang indah bagiku, karna mereka yang pertama aku berbagi cerita, kesedihan, kesenangan, serta pengalaman. Mereka yang slalu membuatku menemani dan membangkitkan diriku dalam berbagai keterpurukan diri yang menimpaku padaku. Aku tak bisa membalas semua kebaikan mereka, tetapi aku tak akan mudah melupakan mereka sebagai temanku.

"Kebersamaan dan kesetiaan telah menyatukan kita dalam pertemanan yang baik dan harmonis."

Kemudian aku melihat keseberang jalan sebagai pemisah tempat duduk. Diseberang jalan itu adalah tempat duduk 4 sahabat yang indah. Shafa salsabila, Ersha Nur Rahma, Arini Pangestika, dan Annisa Prajawati. Mereka sahabat yang selalu kompak, dan bersama. Memang indah jika persahabatan itu saling melengkapi satu dengan lainnya.

Kemudian aku memandang bangkunya Apprella Choirunnisa Ayu M. dan Mayza Dyah Fajriati, teman yang lucu dan teman yang baik.

Setelah itu, aku melangkahkan kaki menuju papan data kelas yang terpasang di salah satu dinding kelas 8C ini. Dari papan data itu yang masih dalam pikiranku adalah dikelas 8C ini sering NIHIL. Artinya tak ada yang tidak masuk. Nihil merupakan kebanggaan kelas 8C ini. Memang sering kelas 8C ini berstatus Nihil. Kemudian ku pandangi satu persatu nama siswa yang terdapat dikelas 8C, seakan aku memandang wajah mereka saat tersenyum senang. Itu membuatku terharu untuk berpisah dengan mereka semua.
Semuanya dan seluruh teman-teman kelas 8C, telah memberi pelajaran, pengalaman, dan makna hidup yang sebenarnya. Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan mohon maaf jika  aku ada salah dengan teman-teman. Sangat mengharukan sekali.
            Semuanya telah memberi pelajaran yang berarti bagiku. Pelajaran-pelajaran ini akan aku untuk di kemudian hari. Untuk menghadapi dunia luar dan dunia yang semakin aneh ini. Dunia semakin aneh karna terdapat fatamorgana yang penuh tipu daya  belaka. Teman-temanku ini sungguh luar biasa untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan Perasaan, Sikap, Tingkah laku, Sahabat dan Cinta. Terima kasih kelas 8C……
Kelas yang istimewa tidak akan ada jika tidak ada orang yang sangat istimewa dibalik kisah kelas ini. Bunda Handrini. Selaku wali kelas 8C. Beliau tak pernah lalai ataupun bosan untuk mengingatkan, menasehati, dan membagikan ilmu kepada murid-murid beliau. Bunda melakukan hal yang baik untuk kebaikan kelas 8 C dan ini dilakukan demi kelas 8C. Bagiku Bunda Handrini orang yang istimewa dan guru yang sangat sayang sekali kepada muridnya. Bunda selalu mengorbankan waktu mengajarnya untuk selalu mengingatkan pada kami tentang banyak hal. Serta, mengorbankan tetesan air mata beliau untuk merenungkan dan memikirkan tentang keadaan dikelas. Sungguh Bunda yang tercinta....
Pak Abdul Aziz. Siapa yang tak ingat dengan beliau? Guru Matematika yang menurutku sangat cocok dengan misi dan visi pelajaran matematika yang sebenarnya. Beliau guru yang sangat lucu dan berbeda. Beliau dengan sabar mengajari, mendidik, membimbing anak-anaknya mengenai pelajaran matematika. Biasanya matematika itu membosankan daan menjenuhkan bagi kebanyakan murid. Tetapi jika gurunya Pak Aziz, bosan dan jenuh akan sirna dengan canda tawa yang crispy dan renyah dari beliau. Menurutku, guru matematika itu seharusnya seperti Pak Aziz. Guru yang bisa mengajarkan dengan baik dan sempurna. Oh iya, senjata andalannya beliau dalam mengajar adalah penggaris kayu. Penggaris kayu siap dipukulkan diatas meja atau papan tulis jika beliau meminta perhatian dari murid. Itu bisa jadi hal yang sangat lucu dan hal yang sangat menegangkan. Teman, ingat ya. Penggaris itu tidak digunakan untuk kekerasan pada murid, tetapi untuk media penyampaian. Beliau tak pernah mengajar dengan kekerasan. Aku  yakin bahwa sifat dan ciri khas beliau tetap abadi dalam senyuman beliau....
"MATEMATIKA = MAkin TEkun MAkin TIdak KAruan.                                                        
By : Pak Aziz"

Bu Suryatmi, guru Bhs. Indonesia yang memberikan ilmu untuk menggunakan bahasa indonesia secara baik, benar, dan akurat. Beliau memberikan tugas yang seru dan asyik. Ada 2 tugas dari beliau  yang sangat aku sukai yaitu, membuat film/FTV dan membuat berita. Tugas itu sangat-sangat menyenangkan.  Tak seluruh kelas diberikan tugas itu,  jadi aku usahakan dikerjakan sebaik-baiknya. Terima kasih Bu Siti Suryatmi....
Bu Pur dan Pak Rahmat adalah guru IPA. Bu Pur adalah guru IPA Biologi yang mengajarkan dan memberi wawasan tentang pengetahuan alam sekitar yang perlu dipelajari. Sedangkan Pak Rahmat adalah guru IPA Fisika yang mengajarkan tentang hal dan wawasan yang penuh misteri dalam ilmu fisika. Terima kasih untuk Bu Purwaningsih dan Pak Rahmat...
Guru Bhs. Inggris, Bu Farida. Guru yang terus memberi tugas kepada anak didiknya. Beliau mengajarkan tentang penggunaan kata-kata bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari. Thanks for Mis Farida..
Bu Lies, yang mengajarkan tentang syari'at Islam yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits. Bu Laiqoh, yang tulus mengajari mengenai hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Bu Istinah, yang tak bosan mengingatkan dan mengajarkan tentang hukum bacaan dalam Al-Qur'an (tajwid) dan tafsir dari bacaan Al-Qur'an. Pak Amal, yang mengajarkan dan memberitahukan mengenai sejarah keislaman pada masa kekhalifahan. Pak Sholihan, yang terus memberi pelajaran yang sangat penting yang berkaitan dengan Aqidah dan Akhlaq seseorang. Terima kasih untuk ilmu agama yang engkau berikan  pada kami...
Pak Septri, yang slalu semangat untuk mengajari kami bagaimana cara berolahraga dengan benar. Beliau sabar sekali jika mengajarkan kami yang belum paham. Pak Mulyono, selaku guru Seni Rupa yang lucu dan sabar. Pak Sutadi, guru yang  aku suka di kelas 8 ini. Beliau mengajarkan bagaimana suatau negara bisa berdiri kokoh dengan beraneka konstitusi dan lembaga. Pak Mahmud, guru Seni Musik yang  keren ketika mengajarkan macam-macam musik. Bu Ratna, sebagai guru TIK yang memberikan tugas dengan tujuan memperdalam pengetahuan teknologi komputer yang semakin canggih.


Pagiku cerahku, matahari bersinar.. Ku gendong tas merahku dipundak.. Selamat pagi semua, ku nantikan dirimu didepan kelasmu menantikan kami.. Guruku tersayang, guru tercinta.. Tanpamu apa jadinya aku.. Tak bisa baca tulis mengerti banyak hal.. Guruku terima kasihku... Nakalnya diriku kadang buatmu marah, namun segala maaf kau berikan..
(Terima Kasih Guruku)

"Guru tetap menjadi orang yang mulia bagi murid yang selalu menghargai perjuangan para guru."

Pada tanggal 2 Juli 2012, adalah hari yang penuh dengan kenangan. Pada hari itu, kami piknik bersama. Walaupun hanya di ikuti oleh 37 anak dan 3 guru, aku sudah senang sekali. Saat tiba di Grojogan Sewu, Tawangmangu, teman-teman terlihat sangat senang. Saat perjalanan yang melelahkan menuju ke Grojogannya, aku telah berniat untuk menghitung anak tangga bersama Dini, itu pun dianggap aneh oleh sebagian teman-temanku, tetapi aku tak marah dan menghiraukannya. Setelah sampai di Grojogannya, kami senang dan langsung bermain air. Aku pun juga senang dengan bermain air diantara bebatuan bersama teman-teman. Air yang awalnya dingin sekali lama kelamaan tak terasa dingin. Karena canda, tawa, serta senyuman teman-teman yang terpancar dari wajah mereka yang menghangat suasana yang penuh kenangan indah. Setelah semua pakaian  basah dan badan menggigil kedinginan, diputuskan untuk disudahi bermain airnya dan segera berganti pakaian. Setelah berganti pakaian, kami sholat terlebih dahulu sebelum pulang ke Solo. Tak lupa aku dan teman-teman membeli oleh-oleh di pasar tawangmangu, setelah cukup untuk membeli oleh-oleh, kami pulang dengan rasa senang dan lelah yang setelah bermain bersama sepanjang hari hingga sore hari.
 Teman-teman terlihat capek dan lelah tetapi masih bisa memancarkan kebahagiaan di wajahnya. Bagaimana tidak capek, kalau perjalanan turun menuju Grojogan Sewu terdapat sekitar 500an anak tangga dan naik menuju pintu keluar dari Grojogan Sewu terdapat sekitar  600an anak tangga, jika dijumlah sebanyak 1250 anak buah tangga.

Di perjalanan pulang aku juga berdo’a kepada Allah swt. untuk menjaga dan melindungi teman-teman.  Aku juga sempat bertanya pada diriku sendiri, “Apakah kita bisa seperti ini lagi? Apakah kita bisa saling menyayangi seperti dulu lagi? Apakah kita masih saling peduli? Akan kah kita akan melupakan salah satu diantara kita semua? Dan apakah kita masih ingat dengan berbagai kenangan di kelas 8C?”. pertanyaan-pertanyaan itu terlintas didalam pikiran dan benakku dan tak bisa aku jawab sendiri untuk saat ini, hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Aku saat ini hanya bisa menjawab, “Semua pasti baik-baik saja.” Karena jawaban itu, aku menjadi yakin bahwa kenangan di 8C yang ada sulit untuk dilupakan. Aku serahkan segala sesuatu kepada Allah swt. karna Allah yang mengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta. Aku juga tak lupa berdo’a untuk teman-teman 8C, semoga mereka tetap sehat dan selalu di jalan yang benar untuk menuju ke impian mereka masing-masing. Amin…

Tak terasa, aku akan mengeluarkan air mata yang segera membasahi pipiku, lalu ku seka air mata itu. Lalu, aku berkata, “Kelas 8C adalah kelas yang istimewa sekali dan kelas yang penuh kejutan yang tak terduga olehku serta kelas yang menjadi saksi  jika aku pasti siap menempuh jalan yang penuh rintangan dan hambatan.”
Tetapi, aku tak mau terlarut dalam kesedihan. Karena, teman bisa datang dan bisa juga pergi. Bagaimanapun keadaan teman kita, kita harus siap menerimanya dengan apa adanya. Dan kita harus memilih teman yang baik untuk berteman. Jangan salah dan jangan sungkan-sungkan memilih teman yang baik untuk diri kita. Walaupun semua teman sama, hanya karakter, perilaku, dan sifatnya yang  berbeda saja.
Keadaan ini telah cukup disudahi bagiku. Siap tidak siap, aku harus selalu siap untuk berpisah seperti kata Hijrah. Jika ada pertemuan, pasti ada perpisahan yang akan kita hadapi. Jika siap dipertemukan, pasti   siap untuk dipisahkan. Aku harus siap untuk ke kelas 9. Karna, cita-cita dan mimpi telah menanti di jenjang yang lebih tinggi yaitu, di kelas 9 yang sebagai penentu atas perjuangan yang extra keras bagi kelulusan siswa.
 Lalu, aku keluar kelas 8C dengan sedih dan terharu. Dan kututup pintu kelas ini. Dan seraya berkata “Selamat tinggal kelas penuh dengan berbagai kenangan bersama kelas ini. Aku akan merindukanmu. Kelas 8C.”
Waktu terasa semakin berlalu.
Tinggalkan cerita tentang kita.
Akan tiada lagi kini tawamu,
‘tuk hapuskan semua sepi dihati.

Ada cerita tentang aku dan dia,
dan kita bersama saat dulu kala.
Ada cerita tentang masa yang indah,
saat kita berduka, saat kita Tertawa.
Teringat disaat kita tertawa bersama
             Ceritakan semua tentang kita.                           (Semua Tentang Kita-Peterpan)


                                          By: Ismi Nur Hidayah
Sabtu, 14 Juli 2012